Headline

Berita KAMMI

Agenda rutin

tsaqofah

Gerakan dakwah

Buletin Kammi

Tokoh Kita

BBM Naik, Jokowi Turun

Kebijakan pemerintah baru yang dipimpin oleh Djoko Widodo dan Jusup Kalla untuk menaikan harga BBM (Bahan Bakar Minyak) adalah kebijakan yang melukai hati rakyat Indonesia. Kenaikan Harga BBM pasti diikuti dengan kenaikan harga bahan pokok lainnya. Pemerintah berencana menaikan harga BBM sebesar Tiga ribu rupiah,  dari 6.500 menjadi 9.500 rupiah.

Kebijakan menaikan harga BBM saat ini adalah kebijakan yang terlalu mengada-ada. Alasan subsidi BBM yang dianggap membebani APBN tidak bisa diterima. Lantaran  data tahun 2013 menyebutkan anggaran belanja Negara mencapai 1.842,5 triliun. Sementara, penyerapan anggaran hanya mencapai Rp. 1.166,2 triliun  atau 67,6 persen. Sementara dana subsidi BBM selama ini hanya Rp. 211,9  triliun . dengan demikian subsidi BBM tidak bisa disebut membebani APBN karena masih banyak anggaran yang belum terserap dan itu lebih besar dari subsidi BBM.

Belum lagi dana APBN yang dikorupsi dan beban belanja pegawai yang sangat besar. Ditambah  harga  minyak dunia mengalami penurunan  dari  107 US Dollar per barel menjadi 80 US Dollar per barel. Adalah ironis jika kemudian biaya operasional pemerintah terus dinaikkan  sementara anggaran untuk kesejahteraan rakyat malah di pangkas habis.  Sebaiknya jokowi menepati janjinya untuk mengurangi beban APBN dengan berhemat dan menangkapi para koruptor diindonesia.

KAMMI membaca muara dari kenaikan harga BBM adalah kompromi Jokowi atau JK  dengan pengusaha migas asing yang ingin menguasai bisnis hilir seperti SPBU. SPBU asing saat ini sudah bersiap menyerbu bisnis hilir, pencabutan subsidi BBM membabi buta menguntungkan persaingan  pengusaha migas asing.

Jika Jokowi dan JK komitmen pada kepentingan bangsa dan rakyat sebaiknya pemerintah mengubah cara pandang terhadap BBM yang bukan komoditas bisnis semata. BBM harus di pandang sebagai strategi ketahanan dan menjaga kedaulatan nasional yang harus dikelola dengan cermat. Pemerintah harusnya memperkuat perusahaan migas nasional ( Pertamina, PGN, dan BUMN lainnya) demi visi ketahanan dan kedaulatan bangsa, bukan malah sebaliknya , mempersilahkan sektor hulu dan hilir diliberalisasi sehingga kita tak punya kedaulatan sama sekali atas minyak, gas dan sumber –sumber energi lainnya.

Pemerintah tidak benar benar memaknai pasal 33 dalam Undang- Undang Dasar (UUD) 1945 jika kenaikkan  BBM benar dilakukan. Pemerintah telah meliberalisasi sector hulu migas pasca pemberlakuan UU no. 22 tahun 2001 Tentang Migas, 90 % Hulu Migas dikuasai Asing. Dan pemerintah berencana meliberalisasi sector hilir dengan menaikan harga BBM.

Itulah mengapa  KAMMI menuntut pada aksi ini

1. KAMMI dengan tegas menolak rencana kenaikan harga BBM  yang hanya akan menyengsarakan rakyat serta merusak ketahanan dan kedaulatan bangsa Indonesia. Harga BBM naik = JOKOWI TURUN

2. Menuntut Pemerintah memberantas mafia Migas, ambil alih pengelolaan Migas oleh pihak asing dan hapus SPBU-SPBU asing di Indonesia

Peran Wanita di Balik Kemajuan Bangsa

Saat mendengar kata wanita, pasti yang terlintas adalah sosok yang lemah dan tak berdaya. Entah sejak kapan dan siapa orang yang melukiskan bahwa sikap wanita seperti itu. Wanita di anggap tidak mampu melakukan apa-apa, dianggap mempunyai keterbatasan kemampuan untuk melakukan sesuatu pekerjaan yang melebihi kaum lelaki. 

Begitu kentalnya kesan wanita yang seperti itu di kalangan masyarakat sekarang ini. Namun sejarah tidak bisa di pungkiri bahwa sejatinya wanita mempunyai peran yang sangat penting dalam keberlangsungan kehidupan di dunia ini. Telah tercatat nama Siti Hajar, Siti Khadijah, Siti Aisyah dan masih banyak lagi wanita-wanita luar biasa yang mempunyai peran penting di belakang para kaum lelaki.  

Dengan sejarah wanita yang begitu hebatnya, mana mungkin jika di zaman sekarang ini wanita malah di anggap sebagai sosok yang lemah. Di era global seperti ini, bahkan kemampuan wanita bisa melaju dengan pesat di bandingkan dengan lelaki. Lihat saja di sekitar kita, banyak wanita-wanita luar biasa yang melakukan perannya seperti kaum lelaki. 

Para wanita tidak pernah malu, lelah atau letih melakukan pekerjaan yang seharusnya di kerjakan oleh seorang lelaki. Dunia harus mulai mengakui bahwa peran wanita di masa kini adalah sangat penting. Tanpa adanya wanita, kita bisa bayangkan bagaimana kelangsungan hidup ini. Kelembutan dan kesabaran wanita yang menjadikan dirinya luar biasa tidak akan di temukan di dalam diri seorang lelaki. 

Di zaman modernisasi saat ini peran seorang wanita, terutama seorang ibu bersifat sangat fatal. Dengan adanya segudang bahaya yang terus mengancam generasi-generasi anak bangsa membuat wanita harus bekerja ekstra untuk menjaga putera-puteri mereka. Pergaulan bebas, perusakan moral dan juga teknologi-teknologi modern yang semakin merajalela dengan segala dampak yang di bawanya akan dengan mudah merusak otak anak bangsa. 

Di sinilah peran wanita sangat di butuhkan untuk mendidik generasi-generasi muda yang akan turut membangun bangsa ini. Bagaimana sebuah bangsa akan akan maju dan berkembang jika kepribadian dan akhlak generasi-generasi muda bangsa rusak oleh hal-hal negatif yang di bawa arus zaman. Saat seorang anak terbawa oleh hal-hal negatif dan moralnya rusak, akan rusak jugalah segala segi kehidupannya. Dalam hal ini peran wanita akan di pertanyakan dan perannya akan dinyatakan gagal dalam mendidik dan membentuk moral anak bangsa.

Peran wanita harus dijalankan dengan baik dan benar, karena sangat berpengaruh pada kelangsungan hidup manusia. Jika seorang wanita menjalankan perannya dengan baik di dalam sebuah keluarga, tentunya keluarga akan menjadi keluarga rabbani. Anak-anak akan menjadi generasi muda yang mempunyai akhlak yang baik dan tentu saja harus diimbangi dengan pengetahuan luas, yang menjadikan anak siap untuk membangun bangsanya menjadi lebih baik lagi. Karena sebuah bangsa akan di lihat dari bagaimana kualitas generasi-generasi muda bangsa itu.

Dengan mengetahui peran wanita yang sangat penting saat ini, wanita seharusnya mengubah paradigma berfikir mereka yang biasanya hanya ingin berpangku tangan terhadap lelaki dengan terus untuk meningkatkan kualitas dirinya. 

Selain berusaha mendidik dan menjadikan anak supaya berhasil memiliki akhlak yang baik, wanita pun harus bisa mengeluarkan potensi-potensi apapun yang ada di dalam dirinya. Banyak dari para wanita yang malu atau bahkan enggan untuk berkontribusi terhadap kemajuan masyarakat atau pembangunan negara. 

Dengan sikap ketelitian dan ketekunan yang dimiliki wanita, seharusnya bisa mendorong wanita untuk melakukan sesuatu yang lebih berguna. Selain berguna untuk kehidupan keluarga, tentunya juga berguna untuk masyarakat.

Bisa dilihat bahwa saat ini banyak wanita yang memiliki karir cemerlang sama seperti kaum lelaki. Wanita bisa ikut berjuang untuk memenuhi keluarga dan bisa ikut memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar. Banyak perubahan-perubahan besar yang telah dilakukan oleh tangan-tangan ulet wanita dalam masyarakat saat ini.  Tentunya tanpa melupakan perannya yang utama sebagai ibu yang bertugas mendidik anak-anaknya.

Kita contohkan bahwa seorang presiden hebatpun pasti memiliki wanita hebat di belakang yang berjuang menunjang keberhasilan dirinya, entah itu seorang ibu atau seorang istrinya. Semua harus kita sadari bahwa dalam menentukan kemajuan suatu bangsa, ternyata dari peran seorang wanitalah semuanya bermula.

Oleh : Hana Setiani

Wanita dan Bangsa di Masa Depan

Indonesia, dalam perjuangannya menghadapi penjajah pada zaman dahulu tak pernah luput dari peranan seorang wanita. Cut Nyak Dien, Dewi Sartika, hingga Raden Ajeng Kartini telah memperjuangkan hak-hak kaum wanita yang pada saat itu tertindas. Menginginkan kesetaraan pendidikan yang sama dengan kaum lelaki.

Adalah bukti bahwasanya wanita tidak hanya bertugas diwilayah domestik tetapi pun mampu ketika harus ditugaskan diluar domestik. Dalam konteks ini wanita mampu bekerja berdampingan dengan laki-laki tanpa menghilangkan perannya sebagai penguasa domestik didalam keluarga.

Saat ini kita mengenal istilah emansipasi wanita, dimana kedudukan wanita hampir disetarakan dengan kedudukan kaum laki-laki. Peranan wanita sangat berpengaruh di era reformasi seperti sekarang ini. Mengapa saya katakan sangat berpengaruh? Karena pendidikan karakter seorang anak akan tumbuh dan berkembang berkat peranan seorang ibu yang memang menjadi pendidik pertama setelah seorang manusia dilahirkan.

Peran wanita sangat vital bagi perkembangan seorang anak manusia, dimana wanita harus bisa mendidik anak-anaknya agar menjadi insan yang unggul agar kelak menjadi aktor untuk perubahan bangsa ini kearah yang lebih baik.

Tak bisa kita pungkiri bahwa kesetaraan gender membuat wanita lebih bisa mengoptimalkan perannya dalam membenahi keadaan bangsa ini. Banyak posisi-posisi strategis dalam pemerintahan yang diisi oleh seorang wanita. Misalnya saja posisi menteri, anggota dewan, hingga gubernur, bahkan Indonesia sendiri pernah dipimpin oleh presiden wanita. Bukan karena krisis laki-laki tetapi dalam hal ini, wanita mampu membuktikan perannya bahkan untuk wilayah per-politik-an sekalipun.

Lagi-lagi ada pepatah yang mengatakan tidak ada lelaki hebat, melainkan terdapat pula sosok wanita hebat di belakangnya. Kali ini wanita berperan sebagai istri yang mampu menopang sekaligus membantu sang suami dalam kiprahnya diluar domestik. Bangsa Indonesia harus mampu menjadi bangsa yang maju dalam segala bidang.

Maka tak salah jika peranan istri ikut berpengaruh sebagai motor penggerak yang harus mampu menyumbangkan gagasan-gagasan yang hebat untuk perubahan bangsa ini ke depannya. Maka wanita lagi-lagi tidak hanya bertugas dalam domestik, tetapi pun harus mengembangkan pikirannya dan mengoptimalkan perannya dengan turut aktif dalam melihat perkembangan kemajuan bangsa ini melalui berbagai bidang. Entah itu dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya, dan terutama dalam bidang agama dan pendidikan.

Di zaman seperti sekarang ini dimana teknologi telah sebagian penuh menguasai berbagai bidang, secara tidak langsung pun permasalahan yang akan dihadapi bangsa ini akan semakin kompleks. Maka tak dipungkiri bahwa wanita harus turut bergerak dan berperan aktif dalam membenahi kondisi bangsa yang semakin meningkat problematika permasalahannya. Dalam konteks ini peranan wanita dalam masyarakat harus ditingkatkan. Kaum wanita yang notabenenya lebih mampu peka terhadap suatu keadaan akan lebih cepat tanggap dalam melihat suatu kondisi.

Maka dari itu, agar mampu menjadi wanita yang dapat menorehkan tinta emas dalam sejarah bangsa ini. Kita harus mempunyai gagasan-gagasan yang baru untuk perubahan bangsa ini kedepannya. Kita harus menemukan kembali sosok kartini kartini muda dizaman seperti sekarang ini. Kita harus munculkan kembali semangat kebangsaan yang tinggi seperti perjuangan Kartini ketika pada zaman dahulu.

Kita harus tanamkan kembali rasa cinta tanah air dan yakin bahwa wanita memiliki pengaruh yang besar untuk kemajuan bangsa ini. Kita harus meniru para pahlawan-pahlawan wanita yang sepanjang perjalanan sejarah mengharumkan nama baik kaum wanita dalam perjuangannya untuk bangsa Indonesia, karena keadaan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas kaum wanita yang ada pada bangsa tersebut.

Oleh : Siti Amyani
Kastrat KAMMI Komisariat Untirta

Demokrasi yang Ideal, Seperti Apakah?

Kata demokrasi tidak asing lagi bagi kita. Secara harfiah demokrasi berasal dari bahasa yunani yaitu demos dan kratos yang masing-masing memiliki arti rakyat dan pemerintahan atau kekuasaan.

Menurut International Commission for Jurist, demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan dimana hak untuk membuat keputusan-keputusan politik diselenggarakan oleh warga Negara melalui wakil-wakil yang dipiih oleh mereka yang bertanggung jawab kepada mereka melalui proses pemilihan yang jelas. Mengacu pada pengertian demokrasi menurut

Abraham Lincoln, 1863 yaitu government of the people, by the people, and for the people konsep demokrasi yang dikemukakan presiden Negara Paman Sam tersebut ternyata telah tertanam di Negara Indonesia.

Perkembangan demokrasi di Indonesia terbilang cukup unik karena sistem demokrasi yang berlangsung di Indonesia cenderung berubah-ubah dari demokrasi pancasila, demokrasi terpimpin, demokrasi azas tunggal, sampai kembali ke demokrasi pancasila lagi. Saat ini, secara garis besar penerapan demokrasi di Indonesia masih terdapat gonjang-ganjing antara dampak positif dan negatifnya.

Di satu sisi kita boleh bangga karena berkat demokrasi kita dapat bebas berbicara, berpendapat, dan berserikat tanpa harus takut untuk dikritik dan ditentang oleh penguasa. Namun, disisi lain, demokrasi yang telah berjalan puluhan tahun di ibu pertiwi ini belum mampu menyelesaikan permasalahan bangsa yang klasik seperti kemiskinan, rendahnya tingkat pendidikan, dan lain-lain.

Selain itu, demokrasi yang berjalan saat ini dapat dibilang demokrasi yang semu, dan tidak dapat mencerminkan indahnya nilai-nilai demokrasi. Ada beberapa alasan mengapa demokrasi yang berjalan di Indonesia masih dianggap sebagai demokrasi yang semu. Alasan pertama, konsep demokrasi menghendaki rakyat yang cerdas dan mampu untuk memilih, mengkritisi, dan membenarkan pemimpin dengan logika berpikir dan kemampuan menganalisis yang tajam.

Rakyat Indonesia sebagian besar hidup di daerah perdesaan dan kebanyakan hanya menempuh pendidikan dengan jenjang tertinggi yakni SLTA. Dengan kondisi yang seperti itu, banyak rakyat Indonesia yang acuh tak acuh dalam memilih dan mengkritisi pemimpinnya, terutama dalam pemilihan presiden, sehingga kadang-kadang mereka ada yang melontarkan kata-kata “kabeh presiden podho wae, yo ra ngaruh karo wong cilik”.

Kata-kata itu menyiratkan bahwa masih banyak rakyat Indonesia yang belum mempunyai dasar yang kuat untuk memilih presiden dengan alasan yang kuat. Alasan kedua, demokrasi menciptakan perpecahan antara masing-masing partai politik. Salah satu konsep demokrasi adalah diadakannya pelbagai partai politik yang berfungsi sebagai kendaraam bagi para kadernya untuk menuju ke tampuk kekuasaan.

Konsep demokrasi yang seperti ini, disatu sisi merugikan rakyat Indonesia, karena dengan partai politik itu masyarakat akan jadi terpecah-pecah dan tercerai berai. Bahkan kadang-kadang sampai terjadi permusuhan diantara kader dan simpatisan partai-partai politik. Alasan ketiga, konsep demokrasi yang menjunjung tinggi kebebasan, menjunjung kebersamaan, dan mengakkan keadilan belum bebar-benar terwujud.

Banyak pakar mengatakan bahwa konsep demokrasi merupakan konsep yang kompleks dan rapi karena berpijak pada kebebasan, keadilan, dan kebersamaan. Pendapat itu mungkin ada benarnya secara teori, namun secara aplikasi konsep itu tidak lebih sekadar dongeng belaka.

Betapa tidak, demokrasi yang berjalan saat ini malah jauh dari nilai-nilai keadilan, kebebasan, dan kebersamaan. Andaikata demokrasi memang menjunjung kebebasan, kenapa partai koalisi harus takut untuk menyatakan ketidaksetujuannya dalam suatu masalah hanya gara-gara tidak sependapat dengan partai induknya?

Andaikata demokrasi menjunjung keadilan, kenapa supremasi hukum antara pejabat dan rakyat kecil tajam ke bawah dan tumpul ke atas?

Lalu bagaimanakah demokrasi yang ideal itu?

Banyak orang mengatakan bahwa Amerika Serikat merupakan Negara paling demokrasi di dunia. Namun jika kita lihat menurut kacamata orang timur, demokrasi Amerika juga merupakan demokrasi yang semu. Mengapa demikian?

Amerika Serikat yang memiliki kekuatan angkatan bersenjatanya banyak melakukan intervensi ke Negara-negara berkembang seperti Iraq, Afghanistan, Mesir, dan Libya. Amerika melakukan intervensi tersebut karena tidak senang jika Negara-negara tersebut dipimpin oleh orang-orang yang menjunjung tinggi demokrasi.

Dengan kata lain, amerika memiliki kepentingan lain di balik intervensi itu semua. Lalu, jika Amerika Serikat saja seperti itu, lalu seperti apakah demokrasi yang ideal itu?

Oleh : Aries Setiawan (mahasiswa Geografi 2010)
Sumber : http://kammikomsatugm.wordpress.com/